TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI
.................................................................................................
1
BAB I ( Pendahuluan )
.................................................................................
2
A. Latar
Belakang
........................................................................... 2
B. Rumusan
Masalah ......................................................................
2
C. Tujuan
Pembahasan ...................................................................
2
BAB II ( Pembahasan
) ................................................................................
3
A. Pengertian Distribusi
Frekuensi ..................................................... 3
B. Distribusi Frekuensi
Tunggal dan Berkelompok .................................................. 3
BAB III ( Penutup
) ......................................................................................
9
A. Kesimpulan .................................................................................
9
B. Saran ...........................................................................................
9
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang
telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah menggunakan statistika
untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dan juga untuk mengambil rencana masa
mendatang. Selain itu pimpinan mengambil manfaat dari kegunaan statistika untuk
melakukan tindakan yang perlu dalam menjalani tugasnya. Statistika juga bias
digunakan untuk mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih baik dari pada
cara lama
Untuk mengetahui hal-hal diatas, perlu
diadakan penilaian dengan statistika. Kata statistika berarti kumpulan data,
bilangan atau non-bilangan yang disusun dalam tabel ataupun diagaram.
Statistika dibagi menajdi dua yaitu statistika induktif dan statistika
deskriptif. Distribusi frekuensi dan ukuran gejala pusat merupakan bagian dari
statistik deskriptif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam pembahasan
makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi
masalah yang ada maka rumusan masalah yang dugunakan adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi
frekuensi?
2. Bagaimana cara membuat daftar
distribusi frekuensi?
3. Bagaimana cara menghitung distribusi
frekuensi?
4. Bagaimana cara menggambar histogram,
poligon, ogive dan kurva?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari makalah ini, antara lain:
a. Memahami pengertian distribusi
frekuensi.
b. Mengetahui cara membuat daftar
distribusi frekuensi.
c. Mengetahui cara menghitung distribusi
frekuensi.
d. Dapat menggambar histogram, poligon,
ogive dan kurva.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Distribusi Frekuensi
Distribusi (bahasa inggris) berarti
“penyaluran” pembagian atau pencaran jadi distribusi frekuensi dapat
diberi arti “penyaluran fekuensi“ pembagian frekuensi atau pencaran frekuensi
dalam statistik distribusi frekuensi kurang lebih mengandung pengertian
suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel
yang dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar.
Distribusi frekuensi adalah penyusunan data
dalam kelas-kelas interval.
Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang
baik, yaitu bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.
Jadi dapat disimpulkan distribusi
frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas tertentu atau menurut kategori
tertentu dalam sebuah daftar. Tabel distribusi frekuensi ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tabel distribusi frekuensi tunggal dan tabel
distribusi frekuensi berkelompok.
B. Distribusi
Frekuensi Tunggal dan Berkelompok
Perhatikan Contoh
berikut:
Berikut ini data banyaknya anak dari 50 orang pegawai PT FGH.
Buatlah daftar distribusi frekuensi
tunggal dari data tersebut.
Penyelesaian:
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa 4 keluarga tidak mempunyai anak, 13 keluarga mempunyai 1 anak, dan seterusnya. Selanjutnya, data tersebut disajikan dalam daftar distribusi frekuensi, seperti Tabel berikut.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa 4 keluarga tidak mempunyai anak, 13 keluarga mempunyai 1 anak, dan seterusnya. Selanjutnya, data tersebut disajikan dalam daftar distribusi frekuensi, seperti Tabel berikut.
Contoh
tabel distribusi frekuensi tunggal:
Untuk data yang sangat besar, jika Anda
menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal, akan diperoleh tabel distribusi
yang panjang. Oleh karena itu, data tersebut harus dikelompokkan dalam
kelas-kelas sehingga diperoleh tabel distribusi frekuensi kelompok.
Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi kelompok adalah sebagai berikut.
Langkah 1.
Jangkauan data (j) ditentukan,
yaitu datum terbesar dikurangi datum terkecil.
Langkah 2.
Tentukan banyaknya kelas interval (k)
yang diperlukan. Kelas interval adalah selang interval tertentu yang membagi
data menjadi beberapa kelompok. Biasanya seorang peneliti harus
mempertimbangkan banyaknya kelas interval. Umum nya, paling sedikit 4 kelas
interval sampai paling banyak 20 kelas interval. Tetapi perlu diingat bahwa
tabel distribusi kelompok digunakan untuk mengungkap atau menekankan pola dari
kelompok. Terlalu sedikit atau terlalu banyak kelas interval akan mengaburkan
pola yang ada. Jadi, peneliti yang harus menentukan. Namun, ada suatu cara yang
ditemukan oleh H. A. Sturges pada tahun 1926, yaitu dengan
rumus:
dengan
:
k = banyak kelas berupa bilangan bulat,
dan
n = banyaknya data.
n = banyaknya data.
Misalkan, n = 90 maka banyaknya kelas: k
= 1 + 3,3 log 90 = 1 + 3,3 [1,9542] = 7,449
Oleh karena k harus bilangan bulat, banyaknya kelas adalah 7 atau 8.
Urutan kelas interval dimulai dari datum terkecil yang disusun hingga datum terbesar.
Oleh karena k harus bilangan bulat, banyaknya kelas adalah 7 atau 8.
Urutan kelas interval dimulai dari datum terkecil yang disusun hingga datum terbesar.
Langkah 3.
Panjang kelas interval (p) ditentukan
dengan persamaan:
Nilai p harus
disesuaikan dengan ketelitian data. Jika data teliti sampai satuan, nilai p juga
harus satuan. p juga harus teliti sampai satu desimal. Untuk data yang
ketelitiannya hingga satu tempat desimal,
Langkah 4.
Batas kelas interval (batas bawah dan
batas atas) ditentu kan. Batas bawah kelas pertama bisa diambil sama dengan
nilai datum terkecil atau nilai yang lebih kecil dari datum terkecil. Akan
tetapi, selisih batas bawah dan batas atas harus kurang dari panjang kelas.
Secara umum, bilangan di sebelah kiri dari bentuk a – b, yaitu a
disebut batas bawah dan bilangan di sebelah kanannya, yaitu b
disebut batas atas.
Secara konvensional, batas bawah kelas
dipilih sebagai kelipatan dari panjang kelas, namun ada juga yang memilih batas
atas kelas sebagai kelipatan dari panjang kelas.
Langkah 5.
Batas bawah nyata dan batas atas nyata
ditentukan. Batas bawah nyata disebut juga tepi bawah dan
batas atas nyata disebut juga tepi atas. Definisi tepi bawah dan
tepi atas adalah sebagai berikut.
Jika data teliti hingga satuan maka:
- tepi bawah = batas bawah – 0,5 dan
- tepi atas = batas atas + 0,5
Jika data teliti hingga satu
tempat desimal maka:
- tepi bawah = batas bawah – 0,05 dan
- tepi atas = batas atas + 0,05
Jika data teliti hingga dua
tempat desimal maka:
- tepi bawah = batas bawah – 0,005 dan
- tepi atas = batas atas + 0,005
Langkah 6.
Frekuensi
dari setiap kelas interval ditentukan. Dalam hal ini turusnya ditentukan
terlebih dahulu.
Langkah 7.
Titik tengah interval (mid point)
ditentukan. Titik tengah atau nilai tengah disebut juga dengan istilahtanda
kelas (class mark), yaitu nilai rataan antara batas bawah dan batas atas
pada suatu kelas interval. Titik tengah dianggap sebagai wakil dari
nilai-nilai datum yang termasuk dalam suatu kelas interval. Titik tengah
dirumuskan oleh:
Contoh
Membuat Daftar Distribusi Frekuensi
Kelompok
Berikut ini adalah data nilai ujian mata
pelajaran Bahasa Indonesia dari 90 siswa Kelas XI.
Buatlah daftar distribusi frekuensi
kelompok dari data tersebut.
Penyelesaian:
Langkah 1.
Datum terbesar adalah 98 dan datum
terkecil adalah 33, sehingga jangkauan data:
j = xmak – xmin = 98 – 33 = 65
j = xmak – xmin = 98 – 33 = 65
Langkah 2.
Banyaknya
kelas interval adalah:
k = 1 + 3,3 log 90 = 1 + 3,3(1,9542) = 7,449
Untuk kasus ini, diambil kelas interval 7.
k = 1 + 3,3 log 90 = 1 + 3,3(1,9542) = 7,449
Untuk kasus ini, diambil kelas interval 7.
Langkah
3.
Menentukan panjang kelas interval.
p = j/k = 65/7 = 9,29 (bisa diambil 9 atau 10). Untuk contoh ini, diambil p = 10.
Langkah 4.
Menentukan batas kelas interval. Batas kelas ke-1 bisa diambil 33, tetapi agar kelas interval kelihatan bagus diambil batas bawah 31, sehingga didapat batas atasnya 31 + 9 = 40.
batas kelas ke-2 = 41 – 50
batas kelas ke-3 = 51 – 60
batas kelas ke-4 = 61 – 70
batas kelas ke-5 = 71 – 80
batas kelas ke-6 = 81 – 90
batas kelas ke-7 = 91 – 100
Langkah 5.
Untuk kasus ini, Langkah 5 tidak diperlukan, tetapi langkah ini akan sangat diperlukan pada kasus yang akan dibahas selanjutnya.
Langkah 6.
Frekuensi setiap kelas interval dapat dicari dengan menentukan turusnya terlebih dahulu (lihat tabel Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok dibawah ini).
Langkah 7.
Menentukan titik tengah interval.
Titik tengah kelas ke-1 = ½ (31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas ke-2 = ½ (41 + 50) = 45,5
Titik tengah kelas ke-3 = ½ (51 + 60) = 55,5
Titik tengah kelas ke-4 = ½ (61 + 70) = 65,5
Titik tengah kelas ke-5 = ½ (71 + 80) = 75,5
Titik tengah kelas ke-6 = ½ (81 + 90) = 85,5
Titik tengah kelas ke-7 = ½ (91 + 100) = 95,5
Daftar distribusi frekuensi kelompok dari data tersebut, tampak seperti Tabel berikut ini.
Menentukan panjang kelas interval.
p = j/k = 65/7 = 9,29 (bisa diambil 9 atau 10). Untuk contoh ini, diambil p = 10.
Langkah 4.
Menentukan batas kelas interval. Batas kelas ke-1 bisa diambil 33, tetapi agar kelas interval kelihatan bagus diambil batas bawah 31, sehingga didapat batas atasnya 31 + 9 = 40.
batas kelas ke-2 = 41 – 50
batas kelas ke-3 = 51 – 60
batas kelas ke-4 = 61 – 70
batas kelas ke-5 = 71 – 80
batas kelas ke-6 = 81 – 90
batas kelas ke-7 = 91 – 100
Langkah 5.
Untuk kasus ini, Langkah 5 tidak diperlukan, tetapi langkah ini akan sangat diperlukan pada kasus yang akan dibahas selanjutnya.
Langkah 6.
Frekuensi setiap kelas interval dapat dicari dengan menentukan turusnya terlebih dahulu (lihat tabel Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok dibawah ini).
Langkah 7.
Menentukan titik tengah interval.
Titik tengah kelas ke-1 = ½ (31 + 40) = 35,5
Titik tengah kelas ke-2 = ½ (41 + 50) = 45,5
Titik tengah kelas ke-3 = ½ (51 + 60) = 55,5
Titik tengah kelas ke-4 = ½ (61 + 70) = 65,5
Titik tengah kelas ke-5 = ½ (71 + 80) = 75,5
Titik tengah kelas ke-6 = ½ (81 + 90) = 85,5
Titik tengah kelas ke-7 = ½ (91 + 100) = 95,5
Daftar distribusi frekuensi kelompok dari data tersebut, tampak seperti Tabel berikut ini.
Dari
tabel tersebut, tampak siswa paling banyak memperoleh nilai antara 71–80.
Dalam Tabel diatas, frekuensi dinyatakan dalam bilangan cacah yang menyatakan banyaknya datum dalam setiap kelas. Bentuk ini dinamakan bentuk absolut. Frekuensi absolut disingkat dengan fabs. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, diperoleh tabel distribusifrekuensi relatif, yang biasa disingkat dengan frel. Besar atau kecilnya frekuensi suatu kelas dapat dibandingkan dengan banyaknya seluruh datum (total frekuensi). Perbandingan ini dinamakan frekuensi relatif dari kelas itu. Frekuensi relatif bisa dinyatakan dengan persen sehingga sering juga dilambangkan dengan f(%). Dengan demikian, frekuensi relatif diperoleh dengan membagi frekuensi suatu datum ( fabs) dengan ukuran (banyak) data dan dikalikan dengan 100%. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut.
Dalam Tabel diatas, frekuensi dinyatakan dalam bilangan cacah yang menyatakan banyaknya datum dalam setiap kelas. Bentuk ini dinamakan bentuk absolut. Frekuensi absolut disingkat dengan fabs. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, diperoleh tabel distribusifrekuensi relatif, yang biasa disingkat dengan frel. Besar atau kecilnya frekuensi suatu kelas dapat dibandingkan dengan banyaknya seluruh datum (total frekuensi). Perbandingan ini dinamakan frekuensi relatif dari kelas itu. Frekuensi relatif bisa dinyatakan dengan persen sehingga sering juga dilambangkan dengan f(%). Dengan demikian, frekuensi relatif diperoleh dengan membagi frekuensi suatu datum ( fabs) dengan ukuran (banyak) data dan dikalikan dengan 100%. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut.
Untuk
lebih jelasnya, pelajari Contoh Soal berikut
Contoh
Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Dari daftar data dalam tabel distribusi frekuensi absolut pada Tabel berikut, tentukanlah tabel distribusi frekuensi relatifnya.
Contoh
Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Dari daftar data dalam tabel distribusi frekuensi absolut pada Tabel berikut, tentukanlah tabel distribusi frekuensi relatifnya.
Penyelesaian:
Jumlah frekuensi (n) = 4 + 13 + 21 + 11 + 7 = 56.
Untuk kelas ke-1: frel = 4/56 × 100% = 7,14%
Untuk kelas ke-2: frel = 13/56 × 100% = 23,21%
Untuk kelas ke-3: frel = 21/56 × 100% = 37,5%
Demikian seterusnya sehingga diperoleh nilai-nilai seperti pada kolom ketiga Tabel berikut.
Jumlah frekuensi (n) = 4 + 13 + 21 + 11 + 7 = 56.
Untuk kelas ke-1: frel = 4/56 × 100% = 7,14%
Untuk kelas ke-2: frel = 13/56 × 100% = 23,21%
Untuk kelas ke-3: frel = 21/56 × 100% = 37,5%
Demikian seterusnya sehingga diperoleh nilai-nilai seperti pada kolom ketiga Tabel berikut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata statistika berbeda dengan
statistik. Statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan atau
non-bilangan yang disusun dalam tabel ataupun diagaram. Dalam statistika dibagi
menajdi dua yaitu statistika induktif dan statistika deskriptif. Distribusi
frekuensi dan ukuran gejala pusat merupakan bagian dari statistik deskriptif.
Distribusi frekuensi adalah susunan data
menurut kelas-kelas tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah
daftar. tabel
distribusi frekuensi tunggal dan tabel distribusi frekuensi berkelompok
B. Saran
Dalam membuat suatau daftar distribusi frekuensi kita
harus memperhatikan dengan teliti langkah-langkah yang kita lakukan. Karena
jika kita mempunyai data yang semakin banyak, maka kita harus semakin teliti
dalam pengerjaannya. Karena harus memakai banyak sekali rumus-rumus didalamnya.
Dimana jika ada salah atau kata yang kurang mohon maaf
sebesar-besarnya.
Terima kasih.
Daftar
Pustaka:
0 Response to "TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI"
Post a Comment